Pempek Khas Palembang
![]() |
Pempek |
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang).
Daging ikan yang sudah digiling dicampur dengan bumbu garam, bawang putih, telur, minyak, aduk rata
Masukkan air, aduk rata —- air digunakan untuk mencampurkan bumbu dengan daging ikan agar rata. Jika terlalu banyak air maka sagu yang dibutuhkan pun lebih banyak sehingga rasa ikan pada pempek kurang berasa.
Masukkan tepung terigu, aduk rata
Masukkan tepung sagu, aduk rata (Kuncinya membuat pempek adalah saat pengadukan tepung sagu ini, campurkan tepung sagu sedikit demi sedikit, dalam pengadukan tidak disarankan meremas remas atau mangaduk terlalu kuat, cukup pelan pelan saja hingga menemukan komposisi adonan yang dapat dibentuk/ dipulung) —- > Jadi bisa saja banyak nya sagu yang digunakan kurang dari 1 kg yaaa
Sediakan 2 rebusan air, kemudian masukkan pempek yang sudah dibentuk, jika pempek sudah mengapung, pindahkan ke rebusan yang kedua hingga pempek mengapung dan tiriskan
Goreng pempek, sajikan dengan cuka dan irisan timun.
![]() |
Pempek |
Adonan pempek ala mama ini bener bener lunak saat dibentuk karena tidak banyak sagunya, oleh karena itu mama jarang sekali membuat pempek berisikan telur, cukup pempek lenjer panjang atau satuan seperti di atas. Selain itu pempek telur membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membuatnya, membentuknya harus hati hati dan pas isiannya supaya tidak keluar/ bocor.
Jadi yang nyobain resep pempek ala mama, jangan kaget klo adonannya lembek karena banyak ikan yaa, gulungnya cukup gulung gulung saja perlahan hingga membentuk lenjeran panjang, jangan lupa menabur alas dan tangan dengan sagu.
Kalo udah sedia pempek, pagi siang sore malam ga makan nasi deh, hanya makan pempek, hihihihi 😀
Salam Pempek !
0 thoughts on “Pempek Khas Palembang”